Langsung ke konten utama
Mengenal Premis Buku, Menulis Menjadi Lebih Mudah
         

  Premis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki pengertian yaitu kalimat atau proposisi yang dijadikan dasar penarikan kesimpulan di dalam logika. Istilah premis muncul dalam proses perencanaan penulisan sebuah buku. Premis buku merupakan bahasan yang akan diulas pada tulisan kali ini.
           Istilah premis buku dapat dijumpai di buku 13 mantra Menulis Fiksi karya Imperial Janthee. Pada mantra pertama dijelaskan mengenai apa itu premis buku. Berdasarkan istilah, frasa premis buku memiliki pengertian yang senada dengan definisi premis itu sendiri. Premis buku adalah intisari cerita atau pembahasan dalam satu kalimat saja. Jadi, dalam sebuah premis buku baik itu fiksi maupun non-fiksi adalah sebuah kalimat yang berisi intisari dari apa yang akan disampaikan di dalam buku yang dirancang oleh penulis tersebut. Premis buku berfungsi sebagai kerangka awal dalam menciptakan sebuah buku. Adanya premis buku tersebut mampu mengarahkan penulis kepada tujuan kepenulisannya.
            Terdapat perbedaan antara premis buku fiksi dan non-fiksi. Penjelasannya dijelaskan di bawah ini:
1. Premis buku fiksi
    Untuk membuat premis buku fiksi terdapat acuan rumus yang dapat digunakan yaitu "premis=karakter utama+tujuan+halangan". Semakin banyak halangan yang diciptakan dalam premis tersebut maka memungkinkan cerita yang panjang pula. Di bawah ini disajikan contoh permisi buku fiksi (novel) yang saya inginkan:
Premis Novel Latira

Karakter utama : Latira (gadis remaja)
Tujuan                 : ingin memiliki sahabat yang sekaligus menjadi pasangan hidupnya
Halangan            : perbedaan negara antara Latira dan sahabatnya.
Premis :
"Seorang gadis remaja yang ingin memiliki pasangan hidup layaknya sahabat namun terhalang perbedaan kewarganegaraan."



2. Premis buku non-fiksi
    Lain halnya dengan premis fiksi, komposisi dari premis non-fiksi terdiri dari "jenis naskah+ tujuan+ hasil= premis." Untuk lebih memahami bisa melihat contoh di bawah ini:
Premis Buku Antologi Folkore Kebumen

Jenis naskah : Antologi Folkore Kebumen
Tujuan           : untuk setiap orang
Hasil               : pembaca akan mengetahui folkore di Kebumen yang berkembang sejak dahulu hingga sekarang
Premis:
"Antologi folkore Kebumen yang belum pernah ditulis sebelumnya dan ditujukan kepada setiap orang tanpa terkecuali."

          Demikian penjelasan sekaligus contoh dari premis yang saya berikan. Semoga bisa bermanfaat bagi pembaca yang budiman.
SALAM BAHASA!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KE(M)BALI: Telah tiba pada yang kelima #2

  Desa Adat Seminyak Waktu terbit matahari di Bali lebih siang daripada di Jawa. Sekitar pukul setengah enam saya keluar kamar dan terkaget karena masih gelap. Ketika mengintip dari areal kolam belakang resepsionis, ternyata langit memang masih mendung dan belum ada cahaya benderang. Saya duduk sejenak di kursi depan kolam sebelum akhirnya saya putuskan untuk berjalan keluar menuju pantai pertama yang saya datangi.   Pantai Seminyak Saya memang sengaja memilih hostel yang dekat dengan pantai dan bisa diakses dengan berjalan kaki. Pantai Seminyak adalah pantai terdekat dari hostel dan menjadi tujuan pertama di hari kedua di Bali. Saya sengaja berjalan kaki dari hostel menuju pantai. Ada banyak hal menarik yang saya lewati di sepanjang perjalanan. Yang baru saya sadari adalah ternyata saya menginap di wilayah yang masih satu areal dengan Desa Adat Seminyak. Saya pun melewati pura desa adat yang tampak megah dan gagah. Karena masih pagi, jalanan pun masih sepi dan hanya...

Mengulik Kisah di Balik Saidjah dan Adinda dalam Max Havelaar Karya Multatuli

  Nanti bangkehku di liat bidari, Pada sudarah menunjuk jari. Liat di lupa saorang mati, Mulutnya kaku cium bunga melati, "Mari kit 'angkat ia di sorga,   Kutipan itu adalah penggalan puisi “Lihatlah Bajing” yang ada di lampiran buku Max Havelaar . Melalui puisi itu saya akan menceritakan novel yang konon menjadi pembuka kran atas penderitaan pribumi Hindia awal abad ke-19 kepada dunia. Puisi itu muncul ketika Multatuli melalui komposisi Stern sedang menceritakan kisah akhir perjalanan Saidjah pada bab 17 (2022: 389). Saidjah menjadi tokoh yang sengaja dibangun Multatuli untuk memperlihatkan kondisi rakyat pribumi Hindia. Dikisahkan bahwa Saidjah merupakan seorang anak laki-laki yang pergi dari desanya di Parang Kujang karena bapaknya telah meninggal. Ia memutuskan untuk bekerja di Batavia dengan mimpi akan bisa membeli kerbau seperti yang pernah ia punya sebelumnya. Ketika memutuskan untuk merantau, ia telah terlebih dahulu berjanji pada Adinda (seorang perempua...

KE(M)BALI: Telah tiba pada yang kelima

 Perkebunan Kopi dan Sensasi Mencecap Lima Cangkir di Bali Pulina Tempat ini saya datangi karena tertarik dengan konsep “kopi” yang ditawarkan. Rekomendasi tempat yang berlokasi di Gianyar ini saya dapat dari sebuah iklan di Instagram. Tempat ngopi yang sekaligus perkebunan kopi ini sungguh syahdu—saya langsung teringin untuk mengajak seorang kawan yang pasti cocok dengan tempat ngopi seperti ini. Lokasinya berada di alam terbuka. Ketika memasuki gerbang masuk, suasana natural langsung menyambut. Di tempat saya duduk terdengar suara-suara alam yang sungguh menenangkan. Kicau burung, suara tenggoret, desir daun, suara melodi musik tradisional, dan terdengar pula gemericik air dari aliran sungai di hadapan saya. Saya duduk di areal yang menghadap lurus ke tulisan “Bali Pulina” berwarna merah hati. Sejak baru tiba, saya langsung membaca buku yang saya bawa. Setelah pesanan datang, barulah saya mencicipinya. Ada dua menu yang saya pesan. Pertama, satu paket kopi dengan lima varian di d...