Langsung ke konten utama

Daftar Impian yang Akan Saya Wujudkan di Tahun 2019


Daftar Impian yang Akan Saya Wujudkan di Tahun 2019
Yosi Sulastri|@kiren_ys


Para motivator atau pakar psikolog seringkali menyampaikan perihal impian atau harapan. Nasihat-nasihat supaya semangat dalam mencapai impian selalu terlontar melalui kata-kata yang menggairahkan. Terlebih lagi ketika menyoal target pencapaian di tahun baru atau yang kerap disebut dengan istilah “resolusi”. Bentuknya bisa bermacam-macam. Ada sebagian motivator yang mengatakan untuk membuat daftar impian atau harapan yang akan ingin diwujudkan. Hal itu sudah saya coba beberapa kali. Sejak tahun 2015 saya membuat harapan-harapan yang akan saya wujudkan. Namun lebih seringnya bukan dalam bentuk resolusi tahunan. Daftar keinginan selalu saya tuliskan dalam jurnal pribadi saya ketika pada saat itu memang saya sedang menginginkan hal tersebut. Tidak memandang awal tahun, pertengahan tahun, atau akhir tahun. Kapan pun saya punya impian baru, saya selalu menuliskannya.
Hingga saat ini, beberapa impian tersebut berhasil saya wujudkan. Bukan perkara yang luar biasa memang, hanya harapan-harapan sederhana seperti mengalokasikan waktu liburan dengan beberapa daftar kegiatan yang ingin saya lakukan.
Syahdan, kali ini saya akan membuat sesuatu yang sedikit berbeda. Daftar harapan saya kali ini memiliki jangka waktu yang cukup panjang tidak seperti biasanya. Mungkin bisa disebut dengan resolusi di tahun baru meskipun sebenarnya sekarang sudah akhir trimester pertama tahun 2019. Adapun harapan-harapan yang ingin saya wujudkan di tahun ini terdiri dari lima kategori yaitu religiusitas, hobi, akademik, organisasi, dan liburan. Untuk lebih detailnya akan saya saya sajikan penjabarannya di bawah ini:
1.       Religiusitas
a.       Menyelesaikan hafalan juz 30.
        Sudah sejak lama saya ingin mampu menghafalkan juz 30. Pada tahun 2018 saya sempat mencoba untuk memulai hafalan baru dari surat an-naba. Namun sayang, hafalan saya baru sampai surat an-nazi’at, al ghasiyah, al-a’la, dan as-syam s.d an-nas. Kegiatan menghafal saya terhenti karena saya tidak istiqamah dalam menghafalnya. Semoga saja di tahun 2019 ini saya bisa menyelesaikan hafalan juz 30. Aamiin.
2.       Hobi
a.       Menyelesaikan rajutan selimut
        Saya sedang memiliki proyek akbar. Kali ini saya berhasrat untuk membuat selimut dari benang wol yang saya rajut sendiri. Hingga saat ini saya sudah menghabiskan hampir empat rol benang wol besar. Target selimut yang ingin saya buat memiliki lebar 1,2 m x 2 m.
        Sebenarnya ini bukan kali pertama saya merajut. Sebelumnya saya sudah membuat tiga bantal berukuran sedang, satu bantal berukuran kecil, satu bantal persegi berukuran sedang, satu tempat pensil, satu totebag, satu tas gendong, dua topi dan beberapa jenis aksesoris lainnya seperti gelang, bros, gantungan kunci, dan lain-lain. Saya memang suka sekali merajut. Ada beberapa alasan yang membuat saya menyukai kegiatan ini. Salah satunya karena dengan merajut mampu melatih kesabaran saya. Hal itu bukan berarti saya tidak pernah bosan. Beberapa kali saya merasa bosan. Ketika saya mengalami hal itu maka saya akan berhenti merajut kemudian akan diselesaikan ketika rasa bosan saya telah hilang. Itulah sebabnya hingga saat ini saya masih belum bisa mengomersilkan produk rajutan saya. Di samping alasan tersebut, saya merasa tidak rela jika jerih payah saya merangkai seuntai benang menjadi suatu benda hanya dihargai beberapa rupiah.    Saya merasa lebih bahagia apabila apa yang saya rajut diberikan kepada orang-orang yang saya anggap berharga. Jadi kesimpulannya, kamu yang mendapat benda rajutan dari saya adalah sosok yang berharga dalam hidup saya.
b.      Menyelesaikan mural kamar
        Saya pernah membuat sebuah video mengenai sosok untuk keperluan tugas mata kuliah bahasa Inggis. Video tersebut menceritakan mengenai kegemaran-kegemaran saya. kalau mau menontonnya, bisa klik link berikut ini ya: https://www.youtube.com/watch?v=Nt6I3IodqfI
        Di dalam video tersebut saya sampaikan mengenai hal-hal apa saja yang menjadi kegemaran saya. Salah satunya adalah membuat mural. Hobi ini bermula dari tahun 2014. Saat itu saya mencorat-caret dinding kamar di depan meja belajar. Karena gambarnya terlalu kecil, saya pindah ke dinding yang ada di sampingnya. Saya penuhi dinding itu dengan gambar pohon lengkap dengan bunga-bunga yang memenuhi setiap tangkainya. Entah bunga apa namanya. Saya hanya asal saja ketika menggambar.
        Gambar pertama saya masih amatiran, hanya menggunakan krayon yang saya coretkan asal-asalan di dinding kamar. Ketika Bapa saya melihatnya, dia tidak marah. Justru muncul tawaran yang membuat saya senang bukan kepalang. “Kenapa tidak menggambar di ruang tamu saja? Lebih luas.” Seperti itu kiranya tawaran yang terlontar dari Bapa.    
        Tanpa menunggu waktu lama, selang beberapa hari kemudian saya langsung berbelanja cat untuk keperluan mural perdana saya. cat pertama yang saya gunakan adalah cat poster dengan beragam warna. Saya membelinya di sebuah toko alat tulis sepulang sekolah. Waktu itu saya kelas 1 SMK.
        Mural pertama saya sukses besar. Meskipun masih terlihat amatir, saya merasa senang dan puas sekali rasanya. Tidak lama berselang, saya pun melanjutkan keinginan saya untuk menggambar di dinding lainnya. Pada mural ketiga saya berganti cat menggunakan cat jenis acrylic. Hingga saat ini sudah ada sekitar 12 mural yang saya buat, baik itu di rumah maupun di kamar kos saya. Oiy, saya juga membuat mural di rumah Kakek saya dan sekarang sebenarnya saya sedang memiliki proyek mural juga.       Ketika libur semester kemarin, saya punya dua proyek mural. Yang satu sudah berhasil saya selesaikan, tetapi mural yang satunya lagi belum sempat saya selesaikan. Baru saja setengah jalan, saya sudah harus kembali ke jogja karena ada agenda yang harus saya ikuti. Jika kepulangan saya ke jogja sesuai dengan rencana, mural kamar saya mungkin sudah selesai. Namun, Allah punya rencana lain. Mungkin saya harus sering-sering pulang untuk menyelesaikan mural tersebut. semoga saja di semester ini saya dapat libur akhir pekan (Sabtu dan Minggu).
3.       Akademik
                Saya memiliki beberapa target capaian di semeter keempat saya kuliah di Universitas Ahmad Dahlan. Karena ada delapan poin, jadi cukup saya sebutkan saja, ya. Berikut ini adalah target akademik saya di tahun 2019:
a.       Mengikuti kegiatan nasional minimal 3 kali
b.      Mengikuti kegiatan internasional minimal 1 kali
c.       Mempelajari segala sesuatu mengenai lucid dream
d.      Membaca minimal 15 buku dan membeli minimal 10 buku
e.      Mempelajari secara mendalam mengenai Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
f.        Mempelajari naskah kuno di Balai Bahasa Yogyakarta
g.       Membuat konten pengajaran bahasa indonesia yang mudah dipahami dan aplikatif
h.      Mencetak dua buku jurnal pribadi
4.       Organisasi
                Sejak semester pertama saya sudah bergabung ke dalam sebuah organisasi mahasiswa, lebih tepatnya Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). UKM yang saya ikuti adalah Persma Poros UAD. Organisasi ini bisa disebut sebagai media jurnalistik mahasiswa yang membahas isu-isu kampus. Isu yang diangkat lebih mengarah pada hal-hal yang kurang disoroti tetapi hal itu penting untuk diketahui oleh para civitas akademika di UAD.
                Saya bangga menjadi salah satu anggota dari Poros. Di tahun kedua saya di Poros, saya masih menjadi anggota. Butuh proses yang panjang dalam berorganisasi di Poros. oleh karena itu, saya mempunyai dua harapan berikut ini:
a.       Menjadi pengurus Redaksi Poros
        Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, berproses di Poros memakan waktu dan kesabaran. Di semester pertama, saya masih dibina menjadi anak magang. Beberapa kegiatan rutin memang sudah saya ikuti, tetapi status keanggotaan saya masih sebagai anak magang. Barulah di semester kedua, ketika saya mengikuti Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut saya dinyatakan resmi menjadi anggota. Untuk taraf anggota, butuh sekitar satu tahun untuk bisa naik menjadi pengurus di Poros. Tahun ini, sesuai dengan regulasi yang berlaku, seharusnya saya sudah bisa menjadi pengurus Poros. Keputusan tersebut akan dikeluarkan pada saat Musyawarah Anggota sekitar bulan Mei esok.
        Semoga saja saya bisa menjadi pengurus di divisi redaksi Poros dan mampu menjalankan tanggung jawab yang nantinnya akan diberikan kepada saya.
b.      Menjadi tim majalah Poros
        Sebagai media jurnalistik, Poros memiliki beberapa produk yaitu situs berita online, buletin (3 bulanan), dan majalan (tahunan). Dari ketiga produk tersebut, saya belum mencatatkan nama di majalah Poros. berhubung di tahun ini saya masih menjadi anggota, jadi saya belum berkesempatan menjadi bagian dari tim majalan Poros. Semoga saja, di tahun ini setelah saya resmi menjadi pengurus saya bisa membuat majalah Poros bersama teman-teman yang lain. Aamiin.
5.       Liburan
                Saya selalu suka melancong. Sendirian saya suka, bersama teman saya suka, bersama keluarga saya pun suka. Namun terkadang saya lebih menyukai perjalanan saya dengan diri sendiri. Beberapa kali saya melakukan hal itu. Dan terbukti, saya menjadi ketagihan hingga saat ini.
                Keinginan saya untuk melancong seorang diri bukan karena saya adalah manusia anti sosial. Justru dengan kesendirian saya di sebuah masyarakat baru bisa menguji empati sosial saya. Coba bayangkan kalau saya adalah anti-sosial, pastinya saya tidak akan memiliki keinginan seperti ini.
                Ada beberapa kota yang ingin saya singgahi. Beberapa di antaranya adalah Bandung, Solo, dan Semarang. Sejak kapan tahu saya memang sudah memiliki keinginan ini. Rencana-rencana pun sudah sempat saya susun, tetapi nyatanya hingga saat ini belum terwujud juga. Semoga saja saya bisa mewujudkannya di tahun 2019.

Demikianlah mengenai harapan-harapan saya yang ingin saya wujudkan di tahun 2019. Mari bersama-sama kita mengaminkan supaya harapan yang saya tuliskan di atas mampu benar-benar terwujud. Bantu saya dengan doa Anda ya, tuliskan di kolom komentar atau kirim balasan melalui surel saya. Terima kasih.
#salambahasa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KE(M)BALI: Telah tiba pada yang kelima #2

  Desa Adat Seminyak Waktu terbit matahari di Bali lebih siang daripada di Jawa. Sekitar pukul setengah enam saya keluar kamar dan terkaget karena masih gelap. Ketika mengintip dari areal kolam belakang resepsionis, ternyata langit memang masih mendung dan belum ada cahaya benderang. Saya duduk sejenak di kursi depan kolam sebelum akhirnya saya putuskan untuk berjalan keluar menuju pantai pertama yang saya datangi.   Pantai Seminyak Saya memang sengaja memilih hostel yang dekat dengan pantai dan bisa diakses dengan berjalan kaki. Pantai Seminyak adalah pantai terdekat dari hostel dan menjadi tujuan pertama di hari kedua di Bali. Saya sengaja berjalan kaki dari hostel menuju pantai. Ada banyak hal menarik yang saya lewati di sepanjang perjalanan. Yang baru saya sadari adalah ternyata saya menginap di wilayah yang masih satu areal dengan Desa Adat Seminyak. Saya pun melewati pura desa adat yang tampak megah dan gagah. Karena masih pagi, jalanan pun masih sepi dan hanya...

Mengulik Kisah di Balik Saidjah dan Adinda dalam Max Havelaar Karya Multatuli

  Nanti bangkehku di liat bidari, Pada sudarah menunjuk jari. Liat di lupa saorang mati, Mulutnya kaku cium bunga melati, "Mari kit 'angkat ia di sorga,   Kutipan itu adalah penggalan puisi “Lihatlah Bajing” yang ada di lampiran buku Max Havelaar . Melalui puisi itu saya akan menceritakan novel yang konon menjadi pembuka kran atas penderitaan pribumi Hindia awal abad ke-19 kepada dunia. Puisi itu muncul ketika Multatuli melalui komposisi Stern sedang menceritakan kisah akhir perjalanan Saidjah pada bab 17 (2022: 389). Saidjah menjadi tokoh yang sengaja dibangun Multatuli untuk memperlihatkan kondisi rakyat pribumi Hindia. Dikisahkan bahwa Saidjah merupakan seorang anak laki-laki yang pergi dari desanya di Parang Kujang karena bapaknya telah meninggal. Ia memutuskan untuk bekerja di Batavia dengan mimpi akan bisa membeli kerbau seperti yang pernah ia punya sebelumnya. Ketika memutuskan untuk merantau, ia telah terlebih dahulu berjanji pada Adinda (seorang perempua...

KE(M)BALI: Telah tiba pada yang kelima

 Perkebunan Kopi dan Sensasi Mencecap Lima Cangkir di Bali Pulina Tempat ini saya datangi karena tertarik dengan konsep “kopi” yang ditawarkan. Rekomendasi tempat yang berlokasi di Gianyar ini saya dapat dari sebuah iklan di Instagram. Tempat ngopi yang sekaligus perkebunan kopi ini sungguh syahdu—saya langsung teringin untuk mengajak seorang kawan yang pasti cocok dengan tempat ngopi seperti ini. Lokasinya berada di alam terbuka. Ketika memasuki gerbang masuk, suasana natural langsung menyambut. Di tempat saya duduk terdengar suara-suara alam yang sungguh menenangkan. Kicau burung, suara tenggoret, desir daun, suara melodi musik tradisional, dan terdengar pula gemericik air dari aliran sungai di hadapan saya. Saya duduk di areal yang menghadap lurus ke tulisan “Bali Pulina” berwarna merah hati. Sejak baru tiba, saya langsung membaca buku yang saya bawa. Setelah pesanan datang, barulah saya mencicipinya. Ada dua menu yang saya pesan. Pertama, satu paket kopi dengan lima varian di d...