Langsung ke konten utama

Saya Jatuh Cinta dengan Biru Laut di "Laut Bercerita"

 Saya Jatuh Cinta dengan Biru Laut di "Laut Bercerita"



Judul: Laut Bercerita

Penulis: Leila S. Chudori

Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia, Jakarta

Tahun Terbit: 2017

Cetakan ke-45, Juni 2022


Biru Laut adalah seorang tokoh yang dibangun Leila S Chudori di dalam novel Laut Bercerita. Saya jatuh cinta dengan Biru Laut seperti saya mencintai laut biru samudra Hindia. Tokoh Laut mengingatkan saya pada seorang teman yang memang berkecimpung di dunia ke-persma-an. 


Sejak sadar bahwa Laut Bercerita menceritakan sudut pandang lain dari pergerakan mahasiswa mulai dari konsolidasi, advokasi, hingga aksi; saya merasa semakin dekat dengan novel ini. Apa yang saya dan/atau teman-teman persma alami memang ada yang mendapatkan pengalaman buruk seperti yang menimpa Laut dkk. 

Pertanyaan-pertanyaan tentang "Siapa yang mendanai pergerakan kalian?" memang kerap dilontarkan. Sangat lucu tiap kali saya mendengar pertanyaan seperti itu. Sepanjang yang saya tahu, saya dan teman-teman aktif di kepersmaan karena hasil dari duit patungan. Kadang ngajuin dana ke kampus, kadang cari kerja sampingan dari menulis di media, ada pula seorang kawan yang kerja lepas demi melakukan konsolidasi dengan teman-teman di luar daerah. 


Jadi, pertanyaan seperti di dalam novel Laut Bercerita tentang "Siapa yang berdiri di balik gerakan aktivis dan mahasiswa?" sudah terjawab, bukan?


O, ya, buku yang saya bawa untuk dibaca di depan biru laut ini adalah cetakan ke-45, diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia pada 2017.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengulik Kisah di Balik Saidjah dan Adinda dalam Max Havelaar Karya Multatuli

  Nanti bangkehku di liat bidari, Pada sudarah menunjuk jari. Liat di lupa saorang mati, Mulutnya kaku cium bunga melati, "Mari kit 'angkat ia di sorga,   Kutipan itu adalah penggalan puisi “Lihatlah Bajing” yang ada di lampiran buku Max Havelaar . Melalui puisi itu saya akan menceritakan novel yang konon menjadi pembuka kran atas penderitaan pribumi Hindia awal abad ke-19 kepada dunia. Puisi itu muncul ketika Multatuli melalui komposisi Stern sedang menceritakan kisah akhir perjalanan Saidjah pada bab 17 (2022: 389). Saidjah menjadi tokoh yang sengaja dibangun Multatuli untuk memperlihatkan kondisi rakyat pribumi Hindia. Dikisahkan bahwa Saidjah merupakan seorang anak laki-laki yang pergi dari desanya di Parang Kujang karena bapaknya telah meninggal. Ia memutuskan untuk bekerja di Batavia dengan mimpi akan bisa membeli kerbau seperti yang pernah ia punya sebelumnya. Ketika memutuskan untuk merantau, ia telah terlebih dahulu berjanji pada Adinda (seorang perempua...

Disonansi, Sebuah Novel Pelari

    Judul                      : Disonansi Penulis                 : Edith PS Penerbit               : Gramedia Tahun terbit        : 2015 Genre                    : Metropop   Disonansi adalah novel yang memberi tutorial tentang bagaimana caranya berlari. Sinopsis di belakang buku sudah cukup menarik perhatian saya untuk membeli novel ini lalu membaca hingga menamatkannya. Pada bab-bab proses “berlari”, saya diberi beragam harapan dan tebak-tebakan tentang siapa tokoh utamanya, apa persamaannya, hingga bagaimana ujung kisahnya. Edith PS mampu mempertahankan ketegangan dan pertanyaan bagi saya hingga ha...

Ini Aku, Mengenai Pandanganku

Ini Aku, Mengenai Pandanganku Tuhan menganugerahkan mata kepada manusia agar dengan itu mereka dapat menangkap keajaiban yang telah Tuhan ciptakan. Aku ingin bercerita tentang seseorang yang telah banyak memberiku pemahaman.  Ini bukan mengenai sebuah teori-teori pelajaran, tetapi pemahaman akan hakikat sebuah keadaan. Dulu, aku selalu ingin mengabadikan setiap momen penting, unik, luar biasa, atau berkesan dengan sebuah foto.  Gambaran mengenai keadaan yang sedang terjadi dalam perjalanan hidupku.  Berasa kurang rasanya jika setiap momen itu tidak ditangkap oleh kamera.  Merasa tidak ikhlas jika terlewat begitu saja.  Bahkan tak jarang merasa sedih, marah, dan kesal jika tanpa sengaja tak tertangkap kamera. Ini tentang dia yang hingga kini mampu menjadikanku manusia yang tidak menuhankan “foto”. Sekadar sebuah gambaran yang menjadi deskripsi keadaan. Aku masih bisa mengingat mengenai apa yang kubicarakan dengannya hingga pada...