Saya merasa sedih ketika mendengar diagnosis setelah hasil pemeriksaan selesai. Akan tetapi, saya pun merasa tenang dalam waktu yang bersamaan karena ada seseorang yang menemani saya di ruangan itu.
Keputusan saya untuk berani memeriksakan diri adalah karena ditemani olehnya. Sejak saya banyak mengeluhkan rasa sakit ini, ia yang sedari awal sudah menawarkan diri untuk selalu menemani. Katanya, "aku siap temenin. Aku selalu coba ada buat temenin kau."
Saya tak ingin lagi merasakan betapa sedihnya harus bolak-balik seorang diri. Rasanya saya semakin lemah ketika ditimpa diagnosis tentang apa yang sedang menimpa saya. Kehadiran orang lain yang menemani nyatanya bisa membagi kekhawatiran dan memecah rasa takut itu menjadi kepingan-kepingan kecil sehingga yang saya rasa sudah tak sebegitu dahsyatnya.
Jadi, semoga ia masih bisa menemani saya hingga saya benar-benar sembuh dari sakit ini.
Saya ingin sembuh. Saya ingin selesai.
Saya sudah lelah!
Yogyakarta, 15 Februari 2022
Komentar
Posting Komentar