Sang Pangeran
Judul : Il Principe (The Prince)
Penulis : Niccolo Machiavelli
Alih bahasa : Dwi Ekasari Aryani
Penerbit : Narasi
Cetakan ke-7: 2022
Jumlah halaman : x + 174 hlm
Genre : Ilmu Politik
Dua buah film yang terakhir kali saya tonton di bioskop adalah Mencuri Raden Saleh karya Angga Dwimas Sasongko dan Miracle in The Cell Number 7 adaptasi dari film Korea dengan judul yang sama. Keduanya ternyata memiliki premis yang hampir sama, yaitu para tokoh utama berusaha untuk melawan Sang Pangeran yang dalam bukunya Niccolo Machiavelli merupakan sebutan bagi pemegang "kekuasaan".
Saya sadar akan hal itu setelah selesai membaca Il Principe yang situlis oleh Niccolo Machiavelli yang diterjemahkan Dwi Ekasari Aryani dan diterbitkan oleh Narasi.
Sudah sejak kapan tahu saya melihat buku yang diberi julukan sebagai Pedoman Para Diktator ini. Akan tetapi, keinginan untuk membacanya belum sebesar setelah menonton film Mencuri Raden Saleh.
Pada suatu bagian adegan film tersebut, ada sebuah detail latar suasana yang menampilkan buku Il Principe dibiarkan diam di atas meja dengan saya menjadi bertanya, "Apa yang hendak disampaikan dengan kemunculan buku tersebut?"
Hingga film berakhir, tidak ada lagi kemunculan Il Principe secara kasat mata. Keluar dari bioskop, hasrat untuk membaca Il Principe kian tambah menjadi keinginan yang bergemuruh. Sehari setelahnya, saya cari buku itu. Pada hari keempat, jawaban tentang pertanyaan ketika menonton MRS sudah terkuak sedikit demi sedikit.
Buku Il Principe atau The Prince atau Sang Pangeran memang sudah banyak dan begitu sering disebutkan dalam berbagai kesempatan ketika membahas tentang kekuasaan. Keseluruhan isi buku ini memang menyuratkan langkah-langkah yang mesti dilakukan oleh Sang Pangeran-- pemegang kekuasaan-- jika ingin merebut dan/atau mempertahankan kedudukannya.
Maciavelli seperti sengaja memberikan langkah-langkah yang memang terbaca sangat ampuh ketika dilakukan. Pada halaman 98 di dalam Il Principe, Machiavelli menyebutkan, "... seorang pangeran, yang berharap dapat mempertahankan kedudukannya, harus belajar bagaimana hal-hal yang tidak baik dilakukan, dan menggunakan pengetahuan ini dan tidak melakukan hal yang sama berdasarkan pada apa yang harus dilakukan."
Bab demi bab, Machiavelli memberikan langkah bagi penguasa dengan beragam cara. Memang disajikan beberapa pilihan, tetapi semua itu tidak tampak seperti pilihan yang bisa dipilih salah satunya. Sang Pangeran harus, mesti, dan pasti akan melakukan kecurangan demi menjadi Pangeran. Intrik membunuh, membungkam, mencurangi pihak lawan adalah langkah yang tak bisa dihindari. Jadi, memang tidak berlebihan ketika menjuluki buku ini sebagai Pedoman Para Diktator karena seorang diktator memang bisa dilahirkan setelah membaca buku ini.
Namun, sepertinya bukan itu saja hakikat dari Il Principe. Bagi saya yang bukan Sang Pangeran, buku ini bisa saya jadikan pisau untuk membelah dan bisa dijadikan senter untuk penerang ketika melihat dan/atau membaca kondisi kepemimpinan saat ini. Bahkan, buku ini pun bisa saya jadikan sebagai alat analisis dari film yang sudah saya tonton sebelumnya.
Kembali ke film yang saya singgung di awal, Mencuri Raden Saleh sengaja menampilkan buku Il Principe sebagai sebuah simbol. Buku ini memang tidak tampak lagi secara kasat mata, tetapi semuanya tampak jelas secara tersirat. Dalam setiap adegan, trik, langkah, dan rencana yang disusun dari komplotan Piko dkk dengan mantan wakil presiden yang pernah berkuasa—menjadi bentuk praktis dari buku Il Principe ini. Semuanya penuh tipu muslihat. Semuanya bertindak semaunya. Hal-hal di luar nalar menjadi terjadi bahkan terlaksana tanpa pikir panjang.
Komentar
Posting Komentar