Langsung ke konten utama

Pendapatku Tentang Mereka, Kalau Kita Berbeda ya Terserah Saya

Hai hai hai... kali ini aku akan kembali menceritakan teman-teman yang aku kenal di SMK. Tapi aku ga bisa menceritakan semua teman-temanku. Soalnya aku ga tau semua tentang mereka. Terlebih lagi mereka yang ga terlalu dekat sama aku. Jadi, aku hanya menceritakan beberapa saja ya. Ok!
Oiy, sebelum aku cerita panjang lebar tentang mereka, aku mau memberikan klarifikasi bahwa semua pernyataanku di sini ga ada hubungannya dengan “perasaan-perasaan itu”. Jadi hanya sebatas sahabat dan teman-teman yang aku sayangi, heee. Oiy, satu hal lagi, foto-foto ini diambil dalam rangka pembuatan video tourism object yang mana ini merupakan salah satu proyek English ku.
Ok, langsung ajah ya:

Arian Findo
Kesan pertama ketemu sama Findo itu dia udah kelihatan wibawanya dan keliatan kerennya. Dia tinggi, cukup handsome, dan berkulit hitam. Dalam hal ibadah dia begitu taat, ilmu agamapun dia cukup tau banyak hal. Tapi ada satu yang disayangkan, dia terlalu mudah untuk modus ke cewe. Bersinggah dari satu cewe ke cewe lain. Mengobral-obral segala bentuk perhatiannya. Dan bila sang cewe itu udah merasa diberi perhatian lebih dia baru bilang kalo itu Cuma perhatian sebatas temen ajah- no more, just friend. Iya sih, aku tau niatnya itu baik. Dia cuma mau mengekspresikan rasa sayangnya kepada teman-temannya. Memang enak selalu diperhatikan, selalu diingatkan, selalu diperingatkan, but itu bisa buat siapa saja menjadi melambung tinggi dan menganggapnya lebih dari sebatas perhatian biasa. 
Refi yuliyati
Sejak beberapa bulan yang lalu aku udah memvonis Refi sebagai sahabatku. Anaknya asyik, periang, baik, dermawan, pinter, rajin, cantik, lucu, nggemesin, dan paling nyebelin. Karena sifat nyebelinnya itu yang membuat aku semakin betah jadi sahabatnya. Di samping sahabat adalah orang yang paling kita sayang, mereka jugalah orang yang paling nyebellin di dunia ini. Kesel karena keceriwisannya, kesel karena ke-rempongannya, kesel karena kekanak-kanakkannya, dan kesel karena sifat buruknya. But, itulah yang namanya shabat, dia mampu mengubah semua sifat buruk dan harus mampu meleburkannya menjadi sifat baru yang membawa kebaikkan.
Satu hal lagi, dia itu paling hobi bercerita. Dia mampu menceritakan semua hal yang dia alami setiap harinya kepada siapapun. Entah itu ke aku, temanku, teman temannya temanku, dan teman-teman temanku. Dia bisa segitu mudahnya bercerita panjang lebar tentang kesehariannya. Andai aku bisa kaya dia, mungkin buku diaryku akan usang karena sudah tersimpan ga terpakai tuk berbagi cerita.
Nur cahyati
Nc itu anak pertama yang aku kenal di Smk. Ehhh... bukan pertama ding. Tapi ke.... ke berapa ya? Hmmm, intinya aku ketemu Nc waktu pengumuman penerimaan peserta didik baru.
Nc itu punya ciri khas tersendiri, yaitu logat bicaranya yang ngapak dan medhok. Apalagi kallo ngomong pake bahasa indonesia. Keliatan lucu dan sedikit aneh, hee. Oiy, nc itu anaknya cantik, tinggi, lucu, dan baik. Nc sering banget nganterin aku sampe depan pasar gombong. Lumayan, prinsip iritologi no.79 terlaksanakan. #nebeng temen.
Suci Kurnia Handayani
Biasa dipanggil sukur.  Kesan pertama ketemu sama dia adalah risih sekarang makin risihh. Apalagi kalo dia lagi bareng sama anak cowo di sampingnya. Tapi itu dulu. Setelah  beberapa kali aku sering bareng sama dia ternyata dia ga seburuk paradigmaku. Dia baik, penyayang, apa adnya, blak-blakkan, tegas, dan periang. Dia sering ngasih motivasi buat aku. Aku juga sering main bareng dia. Sering belanja bareng, makan bareng, dan juga sempet hangout bertiga seharian. Waktu aku hangout bertiga bareng dia rasanya itu ada greget yang berbeda. Berasa bener-bener seorang temen yang nemenin segala aktivitas kemanapun tujuanku. Cape bareng, tertawa bareng, nangis bareng, tidur bareng, mabuk perjalanan pun bareng. Bener-bener sebuah kisah yang lucu penuh bahagia.

Bagus rahmanto
Kalo inget Otong-nama panggilannya bawaanya greget. Anaknya itu asyik (buat debat), kreatif, gokil, aneh, berpikiran dewasa-meski terkadang childish, dan sering banget bikin kesel. But, over all I like him. Terlebih lagi setelah kegiatan pergi barengku sama otong dan juga sukur. Aku baru bener-bener tau sifat aslinya. Baik dan bener-bener baik. Dari luar terlihat jaim dan nyebelin, tapi dalamnya begitu polos dan baik apa adanya. Hangout bareng sama dia itu ga perlu khawatir. Dia itu udah mirip kaya bodyguard yang siap njagain temennya. Dia juga tau batas, becanda ya becanda, serius ya serius. Sempet aku merasa takut dan khawatir karena Cuma pergi bertiga bareng otong. Pergi berkeliling kota Yogya dengan hanya berbekal kaki dan peta wisata yan tertempel di dinding halte trans jogja. Aku mempercayakan sepenuhnya sama otong. Mulai dari destination wisata sampai waktu kepulanganku. Kejadian paling menarik pada pukul 9.44 pm waktu itu. Kita bertiga masih berada di Yogya yang notabenenya bus yang aku bertiga naiki belum juga berangkat. Aku sempet tertidur di bus waktu itu. Otong itu bener-bener menjadi sosok seorang... seorang apa ya? Hmm, lebih ke sosok seorang pelindung menurutku. Lucu lagi waktu kami bertiga baru nyampe di terminal bus, jalan bertiga beriringan dan saling mengeluh dan menggandeng tangan satu sama lain karena udah sama-sama merasakan lelah yang luar biasa. Tapi seperti yang ku katakan sebelumnya, otong tetap bersikap kuat meski ku tahu dia juga udah lelah karena terus saja memberi semangat padaku dan sukur. Hmm. Benar-benar lucu. I LIKE IT.

Rahmah Ngainun Fauziah
Rahmah itu punya suara yang cukup unik, yaitu suara yang gedhe mirip anak laki-laki. Kalo rahmah lagi ngomong pasti diledekkin sama anak-anak. Soalnya lucu sih, agak aneh jugaan. Tapi Rahmah baik ko, dia cukup penyayang sama temen.
Dimas Darmawan
Dari pertama kali masuk SMK dan ketemu dimas, dia udah keliatan keren, handsome, manis, tinggi, dan exotic. Ditambah lagi dengan peringkat 1 yang disandangnya pada semester awal. Semakin memperlihatkan kelebihan-kelebihannya dan semakin terlihat keren deh pastinya. Tapi sayang, dimas terlalu jutek dan ketus- dingin pula. Kalo diajak ngobrol atau bertanya tentang pelajaran. Mungkin sifat itu muncul kkarena dia pinter kali yah, takut tersaingi. Atau mungkin udah bawaan orok. 
Tapi terkadang tingkahnya lucu juga sih. Bisa bikin kangen kalo beberapa hari ga ketemu. Apalagi kalo keinget kejadian kemaren waktu dia lagi pusing gara-gara pilek. Makin ngangenin dan keliatan lucu.
Elvin
Hmm hmm hmm, akhirnya tiba juga aku menceritakan elvin. Anak yang mempunyai nama tersingkat di kelasku.
Elvin itu hampir mirip kaya dimas. Tapi Cuma jutek sama ketusnya. Elvin itu kalo diajak ngobrol jarang nyambung, soalnya dia cengar-cengir mulu, macam orang mabok-heee. Tapi meskipun Elvin anaknya ga genah, aku tetep mengaguminya. Dia itu tinggi, handsome, putih, keren, dan anak basket lagi. Hmmm, kalo udah liat elvin pegang bola basket rasanya itu waw banget. Dari mulai jalannya, larinya, apalagi waktu dia nge-shoot. Pokoknya elvin keren banget lah. Oiy, aku sama elvin juga pernah foto bareng lho... ini dia fotonya.



Keren kan, foto ini juga diambil waktu aku lagi shooting tourism object di Jatijajar. Hmmm, senengnya. Tapi, ada yang perlu aku tegaskan di sini. Perasaanku ke elvin itu ga lebih dari perasaan kagum. Kalo deket sama elvin, duduk bareng, jalan bareng, atau ngobrol bareng rasanya juga biasa ajh. Ga nano-nano kaya deket sama yang di sana.
Difa Nur Desianasari
Cerewet, childish, lebay, dan hanya punya secuil rasa malu. Itulah gambaran sifatnya.  Itu bukan Cuma pandanganku lho, tapi juga mamaku. 
Meskipun difa jarang baik, dia tetep ngangenin dan ngegemesin. Difa itu paling semangat kalo ngerencanain kejutan ultah temen-temennya. Tapi difa itu ga bisa menempatkan diri, ga bisa menjaga perkataan dan rahasia orang. Dia juga ga bisa menyesuaikan tempat dan keadaan di mana kita harus becanda atau serius, atau serius tapi santai. Difa itu mengira semua tempat itu sama, yaitu untuk bercanda dan bercanda.
Taufik nur mahdi
Pendiam, aneh, termodus, dan kalo lagi ngomong keliatan lucu.
Dari ke-14 cowo yang ada di kelasku mungkin predikat cowo termodus dijatuhkan pada Tofik. Mengapa demikian? Gimana ga disebut cowo termodus lah, korbannya ajah udah banyak. Dari yang masih single sampe yang udah punya cowo. Dari yang biasa-biasa ajah sampai yang luar biasa. Dari yang cantiknya di bawah rata-rata sampe yang bener-bener cantik. Tapi tenang ajah, aku bukan salah satu dari mereka ko... (Sukur, lilis, rosyta, danti, dan yang terbaru adalah difa). Padahal ya, kalo dilihat dari parasnya, tofik itu biasa-biasa ajah. Yang ada palah keliatan lucu dengan wajahnya yang lucu-lucu gimana gitu. Dan satu lagi, ga ada tampang modus dari mukanya. Iya, kan?
Yuda Prasetyo Purnomo
Baik, pendiam, suka/seneng nolong temen (termasuk aku), tinggi, lucu dan ga pamrih. Aku masih inget masa-masa MOPDB. Yuda sering banget bantu aku ngehabisin jatah makanku yang ga abis. Gimana mau habis lah, makan satu bungkus nasi lengkap dengan lauknya dalam waktu 3 menit. Dan untungnya yuda mau bantuin aku. Padahal dulu aku sama yuda belum terlalu kenal. Upss,, apa karena dia masih kurang ya? Hahaha.
Tapi intinya yuda itu baik lah. Terkadang yuda juga humoris, di balik sifatnya yang pendiam Yuda bisa mengundang gelak tawa dengan semua tingkah polosnya.
Yosi Sulastri
Kata temen-temenku aku itu:
Bad attitude: galak (Widi, NC, Danti,ester, difa, fahmi),  nyebelin (elvin), bicaranya terlalu menusuk (septi,widi,umi, faizah, fahmi, refi), cerewet (febri, elvin, danti, wasis, sukur), childish (reni), ceroboh (reni), manja (umi), pelit (wasis), menangan sendiri (ester), kurang senyum (lilis, sukur, fahmi).
Good attitude :
Rosyta Elizabeth Ellen
Cantik, baik, pinter, tapi terkadang suka nyolot kalo ngomong. Mungkin bawaan orok kali ya. But, actually she has good looking. Rosyta juga jago berbahasa English. Kalo nyanyi lagu barat juga bagus. Pokoknya kalo yang berhubungan dengan English Rosytalah juaranya.
Jeansy Erlyta
Jeansy, dari gambaran namanya pasti kita udah ngebayangin kalo anaknya itu, cantik, putih, tinggi, langsing, dan good looking. Tapi, semua gambaran itu berlawanan dengan kenyataannya. Meskipun demikian, kehadiran jeansy itu merupakan pembawa suasana santai. Dia itu salah satu komedian di kelasku. Segala ucapannya, tingkah lakunya dan ekspresi wajahnya sangat mengundang tawa. Terkadang jeansy juga keliatan lugu dan polos banget. 

Annisa Anggie Pratiwi
Dari awal masuk di TKJ A aku udah bisa liat kalo Anggie itu cukup talkative. Selalu bercerita tentang apa yang ia rasakan, alami, dan lakukan ke semua orang yang bisa dia curhatin-termasuk aku. 
Di balik keceriannya di depanku dan teman-teman kelasnya, dia menyembunyikan kepiluan yang begitu besar dalam hatinya. Tertawa lepas dengan bumbu kesedihan yang telihat begitu jelas dari rona wajahnya. Sebuah perasaan sedih karena hingga saat ini dia belum pernah bertemu dengan ayahnya. Sampai saat inipun dia belum tau ayahnya seperti apa. Dia sering banget buat tulisan-tulisan yang menggambarkan persaannya. Dia juga buat video yang berisi puisi untuk ayahnya yang udah ia unggah di You Tube dengan harapan video itu bisa ditonton oleh ayahnya.
Wasis Hidayat
Awalnya aku agak sebel sama wasis. Becandanya itu melebihi batas. Ga bisa menyesuaikan diri dengan keadaan yang terjadi. Emang sih, niatnya wasis itu baik, yaitu pengen buat orang lain ketawa. Tapi harus liat situasi juga kan.
Sekarang wasis jadi tokoh komedian utama di kelasku. Sehari ga ada wasis itu rasanya garing dan krik banget. Jangankan sehari, satu jam pelajaran ga ada wasis ajah udah terlihat tegang dan dingin banget. Makasih ya wasis, udah jadi pencair suasana pada saat pelajaran yang begitu membosankan.
Dwi Febrianto Kurniawan
Uuuuhhh.. pertama kali aku tau kalo di kelasku ada anak yang gendut aku langsung risih-risih gimana gitu. Tapi ternyata Empeb (panggilan uniknya) ga se jijay yang aku bayangkan. Dia palah lucu, nggemesin, dan humoris juga. Meskipun gendut febri masih bisa berolahraga dengan baik. Renangnyya juga jago lho. Tapi terkadang aku kasihan kalo liat febri lagi lari. Keliatan tersiksa dan menyakitkan banget. Tapi meskipun demikian, febri itu bukan anak  yang pantang menyerah. Dia tetep berusaha sekuat tenaganya. Pokoknya febri itu hebat. Apalagi untuk perihal desain. Desain kaos, pin, logo instansi, dan edit foto grafis. Semua desainnya itu keren, kaya yang satu ini:


Ahmad Saefuddin Zuhri
Pendiam. Sifat itu dapat terlihat dari raut mukanya yang terlihat kurang semangat dan lemas. Tiap hari diantar jemput sama mamanya atu papanya, kalo pergi ga pernah bawa motor sendiri, kalo di kelas jarang ngomong dan kalaupun ngomong pasti gage. Aku bisa dapat foto sama zuhri juga karena ada kepentingan ngerjain tugas. Kalo engga kayanya aku ga dapet fotonya deh.
Tapi sekarang zuhri udah mendingan ko. Zuhri udah ga sependiam yang dulu. Dia sekarang udah mau ngomonng, ngumpul-ngumpul bareng, ketawa-ketawa bareng, dan udah ga terlalu pendiam kaya dulu. Itu semua berkat si Refi. Dulu refi selalu ndeketin zuhri hanya untuk sekedar mengajaknya bicara. Dan sekarang tujuannya udah terwujud.
Wakhid Nur Rilfahmi
Judes, ketus, egois, ga bisa berkomunikas, so bisa, hidup sendiri, dan caper sama guru. Itu semua kesan pertamaku kenal sama fahmi. Tiap hari menyendiri, ga mau gabung sama yang lain. Iya sih, aku tau kalo dia itu pinter. Apalagi kalo udah ngomongin tentang teori kejuruan. Pasti ga ada yang ga tau. Tapi, ga usah sombong bisa kan? Toh temen-temenmu juga ga suka. Upppsss... dia kan ga punya temen ya???
Dan akhirnya kamu dibenci, dikucilkan, dijauhi, dan dibully oleh orang yang ada di sekitarmu.
Kisah itu adalah kisah pertama dia masuk. Dan sekarang aku udah mulai bisa melihat siapa dia yang sebenarnya. Kebaikannya, kelucuannya, kepekaannya, kepolosannya, dan ketulusan hatinya untuk berteman. Hanya saja makna teman baginya terlalu istimewa hingga dia lupa bagaimana mencari teman. Fahmi itu sebenarnya lembut, tapi karena ga ada yang mau mendahuluinya jadi dia terkesan jutek dan ketus. Fahmi itu sebenarnya ga egois, tapi karena semua orang di sekelilingnya terlalu memikirkan dirinya sendiri (termasuk aku) jadi dia memilih untuk mengalir dan ikut menjadi egois, bahkan lebih egois dari teman yang lain. Fahmi itu sebenarnya bisa berkomunikasi, tapi karena semua orang yang ada di sekitarnya ga ada yang mau memulai, jadi dia semakin mengurung diri. Fahmi itu sebenarnya ga so tau, so pinter, atau bahkan sombong. Dia hanya ga mau orang lain mau jadi temannya, mau mendekatinya hanya karena dia punya kelebihan. Dan satu hal lagi, fahmi itu kalo cari temen itu yang bener-bener tulus jadi temannya. Dan itu yang membuat dia menjadi terlihat sombong.
Nugroho Guntur Setiawan
Polos, lugu, udik, dan ga enak dilihat. Dari penampilan dan body languagenya udah memperlihatkan kalo anaknya itu ga rajin, terbukti dari pakainnya yang selalu kumel. Tapi meski dia anake kaya “gitu”, dia jago IT tau. Keliatan dari kacamata yang ia gunakan. Udah lebih dari -5. Pengetahuan tentang IT dia selalu update banget kaya si Fahmi. Cuma bedanya kalo guntur itu orangnya cuek dan lebih suka berkomunikasi jadi ada beberapa temen yang menyukainya sejak awal masuk.
Ester Yuly Winarsih
Cantik, cukup baik. Aku ga terlalu tau pribadinya ester. Soalnya aku ga terlalu deket dan ga sering ngobrol berdua sama Ester. But, over all ester is good.
Fathiyah Karimah





Sekian dulu ya,sometime bakal kulanjut lagi. dan besok aku akan menceritakan lebih banyak tentang mereka.

MAAF FATHIYAH!

Komentar

  1. Thanks yaa.. Untuk penilaiannya. Semoga itu asli dari pandangan kamu ttg aku, bukan dari kata orang

    BalasHapus
  2. Baru baca postingan ini setelah sekilan lama hihihi 😅 yaampun aku

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengulik Kisah di Balik Saidjah dan Adinda dalam Max Havelaar Karya Multatuli

  Nanti bangkehku di liat bidari, Pada sudarah menunjuk jari. Liat di lupa saorang mati, Mulutnya kaku cium bunga melati, "Mari kit 'angkat ia di sorga,   Kutipan itu adalah penggalan puisi “Lihatlah Bajing” yang ada di lampiran buku Max Havelaar . Melalui puisi itu saya akan menceritakan novel yang konon menjadi pembuka kran atas penderitaan pribumi Hindia awal abad ke-19 kepada dunia. Puisi itu muncul ketika Multatuli melalui komposisi Stern sedang menceritakan kisah akhir perjalanan Saidjah pada bab 17 (2022: 389). Saidjah menjadi tokoh yang sengaja dibangun Multatuli untuk memperlihatkan kondisi rakyat pribumi Hindia. Dikisahkan bahwa Saidjah merupakan seorang anak laki-laki yang pergi dari desanya di Parang Kujang karena bapaknya telah meninggal. Ia memutuskan untuk bekerja di Batavia dengan mimpi akan bisa membeli kerbau seperti yang pernah ia punya sebelumnya. Ketika memutuskan untuk merantau, ia telah terlebih dahulu berjanji pada Adinda (seorang perempua...

Disonansi, Sebuah Novel Pelari

    Judul                      : Disonansi Penulis                 : Edith PS Penerbit               : Gramedia Tahun terbit        : 2015 Genre                    : Metropop   Disonansi adalah novel yang memberi tutorial tentang bagaimana caranya berlari. Sinopsis di belakang buku sudah cukup menarik perhatian saya untuk membeli novel ini lalu membaca hingga menamatkannya. Pada bab-bab proses “berlari”, saya diberi beragam harapan dan tebak-tebakan tentang siapa tokoh utamanya, apa persamaannya, hingga bagaimana ujung kisahnya. Edith PS mampu mempertahankan ketegangan dan pertanyaan bagi saya hingga ha...

Ini Aku, Mengenai Pandanganku

Ini Aku, Mengenai Pandanganku Tuhan menganugerahkan mata kepada manusia agar dengan itu mereka dapat menangkap keajaiban yang telah Tuhan ciptakan. Aku ingin bercerita tentang seseorang yang telah banyak memberiku pemahaman.  Ini bukan mengenai sebuah teori-teori pelajaran, tetapi pemahaman akan hakikat sebuah keadaan. Dulu, aku selalu ingin mengabadikan setiap momen penting, unik, luar biasa, atau berkesan dengan sebuah foto.  Gambaran mengenai keadaan yang sedang terjadi dalam perjalanan hidupku.  Berasa kurang rasanya jika setiap momen itu tidak ditangkap oleh kamera.  Merasa tidak ikhlas jika terlewat begitu saja.  Bahkan tak jarang merasa sedih, marah, dan kesal jika tanpa sengaja tak tertangkap kamera. Ini tentang dia yang hingga kini mampu menjadikanku manusia yang tidak menuhankan “foto”. Sekadar sebuah gambaran yang menjadi deskripsi keadaan. Aku masih bisa mengingat mengenai apa yang kubicarakan dengannya hingga pada...